Friday, December 6, 2013

Alaric dan Hewan Peliharaan



Banyak yang bilang kalau umur 1 tahun dikasih hewan peliharaan akan sangat merepotkan terutama bagi orangtua nya, karena bukan hanya menjadi tugas tambahan untuk merawatnya, tetapi juga mengawasi anak ketika sedang berinteraksi dengan hewan peliharaannya.

Saya dan ayah nya pun sempat berpikir begitu walaupun kita tahu minat Alaric terhadap binatang sangat tinggi dibanding dengan mainannya.

Namun, semua itu berubah ketika pada suatu hari kita bersilaturahim ke rumah saudara yang kebetulan mempunyai kolam ikan. Ketika berada disana, tidak henti2nya Alaric berteriak .. ikan, ikan, ikan dan tidak mau beranjak dari tepi kolam sampai2 harus ekstra diawasi agar tidak tercebur kedalamnya *maklum isi kolamnya ikan lele* :-)

Melihat hal tersebut, spontan ayahnya langsung bertanya .. Abang mau pelihara ikan ? dan langsung dijawab ... mau mau *dengan gayanya yg lucu*. Dan ketika dalam perjalanan pulang pun, dimotor dia sibuk berceloteh .. ikan yah, ikan nda. Sampai akhirnya ditengah perjalanan ayahnya langsung menuju ke Borma untuk membeli aquarium dan aksesorisnya, serta sorenya langsung ke tempat penjual ikan hias.

Dan .... resmi lah pada saat umurnya 18m, Ikan menjadi hewan peliharaan Alaric.

Reaksi sesudah mempunyai aquarium ? jangan ditanya bagaimana hebohnya ketika harus mendampingi atau sesekali menasehati nya untuk tidak melempar apapun kedalam aquariumnya. 

 
Ketika sedang membersihkan pun, sesekali ayahnya melibatkan Alaric, dan pernah juga dia berhasil menangkap ikan yang ada di ember lalu dia lempar keluar rumah. Alhasil, ikannya pun mati krn lemparan keras dan terik matahari :-(

 
 Walaupun dalam kurun waktu 1 bulan ikan2 yang ada sudah berganti alias yang sebelumnya mati, namun ternyata sangat besar manfaatnya untuk kita. Dengan kata lain bisa untuk refreshing ayah dan bundanya ketika lelah, dan untuk Alaric juga sangat bagus untuk perkembangannya terutama mengenalkan terhadap berbagai makhluk ciptaan Tuhan, juga mengajarkan kasih sayang. 
 
Mau coba hewan peliharaan lain ? seperti nya kelinci akan jadi hewan peliharaan berikutnya :-)

Friday, October 11, 2013

Kebun Binatang Taman Sari - Bandung

Hari Minggu kemarin, saatnya memenuhi janji ke Alaric untuk ke Kebun Binatang *niat dari pas dia bisa jalan*. Kebetulan Raisa (sepupu Alaric) juga lagi main ke Bandung jadi sekalian bisa diajak juga.

Sebenarnya jarak dari rumah ke Kebun Binatang cukup jauh, tapi karena pengalaman seringnya pesan taksi tapi tak kunjung datang, akhirnya kita memutuskan untuk naik angkos saja. Pertama kita naik angkot 09 jurusan Derwati - Cicaheum turun di Jl. Supratman kemudian lanjut naik angkot Cicaheum - Ledeng berhenti di depan pintu masuknya. 


Dan ... setelah perjalanan selama hampir 2 jam, sampailah kita di Kebun Binatang Taman Sari - Bandung.

Tarif masuknya Rp. 20.000,- per orang untuk usia 3 tahun keatas. Jadi kemarin Alaric free charge alias gratis untuk masuk. 

Karena perut sudah keroncongan akibat perjalanan selama hampir 2 jam, ketika masuk dan melihat salah satu gerai makanan fast food kita putuskan untuk makan terlebih dahulu *kalau Alaric sudah bekal nasi pepes ikan tuna*
Selesai membeli makanan, liat2 sikon kog lebih enak makan di alam terbuka, jadi kita berjalan2 dan menemukan pelataran terbuka yang adem tepat didekat kandang buaya, beruang dan luwak. Jadi sambil bergantian makan, Alaric dan Raisha bisa melihat ketiga binatang tersebut.




Setelah selesai makan, kita lanjut untuk melihat2 hewan lainnya seperti aneka ular, aneka kura-kura, aneka burung, dll. 

  






Ditengah2 area kebun binatang, ternyata ada panggung pertunjukan terbuka, jadi kita bisa santai beristirahat sambil menikmati pertunjukan yang ada, dan kebetulan saat itu sedang dipertunjukkan atraksi pencak silat. 


Tepuk tangan melihat atraksi pencak silat

Setelah itu lanjut lagi melihat banteng, onta (sayangnya aric ga mau naik onta), rusa, merak, gajah  dan masih banyak aneka satwa lainnya. 





Puas berkeliling, ternyata didalamnya ada arena bermain untuk anak2 seperti ayunan, perosotan, dll. Hanya untuk masuk kedalamnya kita harus membayar lagi Rp. 2.000,- per orang. Lumayanlah untuk arena bermain yang usia nya sudah tidak baru lagi. Kita bisa melepas lelah sejenak sambil menunggu anak2 bermain. 


Senang main perosotan di arena bermain

Di sebelah arena bermain, kita yang muslim juga bisa menunaikan ibadah sholat. Hanya sayangnya petugas penitipan yang ada  (menurut saya) harus di 'tatar' ulang lagi. 
Kenapa ?  karena dia selalu meminta bayaran Rp. 2.000,-. Ketika saya tanya... sholatnya bayar ? dijawab dengan ketus .. kan jagain sendal. Padahal mah, posisi dia dimana posisi sendal dimana. Dan jarang sekali mereka (dia dan anaknya yang jaga) melihat ke tempat sendal. Dan jeleknya, kalau ada yang membayar Rp. 1.000,- tidak segan2 dia berteriak  menagih kekurangannya bahkan kalau anaknya yang terima uangnya, dia langsung marah ke anaknya dan menyuruh untuk menagih kekurangannya. 

So far, sebagai tempat Alaric belajar mengenal hewan, saya rasa Kebun Binatang Taman Sari ini ini sudah cukup. Hanya mungkin perlu ditambah lagi koleksi hewannya (kalau memungkinkan), karena kemarin kita mencari2 jerapah dan panda *hewan yang sudah Aric kenal melalui buku dan televisi* ternyata tidak ada.

Tuesday, September 3, 2013

(Review) Bobita Baby Carrier

Sudah lama ga nulis, tapi keingetan harus kasih review buat benda yang satu ini.
Kenapa ? karena benar2 membantu aktifitas hilir mudik kemarin, apalagi kita belum punya mobil pribadi alias harus naik kereta. 

Sebenarnya baby carrier sudah bukan barang baru untuk Alaric, karena sejak kepalanya sudah tegak, maka ketika bepergian saya lebih pilih baby carrier daripada baby sling atau gendongan lainnya *maklum, kesana kemari nya baru pakai motor*. 

Namun, sejalan dengan usia dan pertumbuhan berat badannya, tentu saja baby carrier yang ada sudah tidak memenuhi karena rata2 hanya bisa digunakan sampai berat anak 12 kg. Apalagi Alaric type anak yang suka bergerak kanan kiri melihat hal2 yang bisa ditemui  selama perjalanan, yang tentu saja selain tidak aman untuk dia juga merepotkan bundanya yang menggendong. 

Sebenarnya sih saya naksir salah satu baby carrier made in USA, apalagi tambah dikomporin sama genk ibu2 Nyubi. xixi ..  Tapi setelah dikuat2kan iman krn pengaruh 'kompor' dan melihat sudah ada baby carrier lokal yang kualitasnya ga kalah bagus, akhirnya pilihan saya jatuh kepada Bobita Carrier


Pas banget ketika kita butuh untuk mudik, pas Bobita ngeluarin type terbaru yang diberi nama Bobita® Carrier GEN2, yang klaimnya merupakan penyempurnaan dari generasi pertama, seperti : 

- Tali bahu yang lebar dengan bantalan yang tebal namun lembut 
- Bahan lebih lembut sehingga lebih mengikuti bentuk tubuh -> cocok untuk Alaric yang suka gerak gerak.
- Buckle standar militer yg dilengkapi dengan pengaman "3-point lock system" untuk mencegah gendongan terlepas (terbuka buckle-nya) secara tidak sengaja -> poin yang bikin kita pilih Bobita Carrier.
- Ada tambahan busa pada bagian paha anak, sehingga nyaman dan tidak terasa sakit bila digendong

Apalagi tali2 pengikatnya juga bisa diikat rapi sehingga tidak menjulur kemana2. Dan sudah dilengkapi juga dengan tas penyimpan, sehingga bisa tersimpan rapi dan ga repot cari tas penyimpan lain.  

Over all puas dengan Bobita Carrier, walaupun hanya produk lokal. Dan yang pasti perjalanan mudik Bandung-Jakarta-Indramayu-Jakarta-Bandung bisa lancar tanpa gangguan pegal di badan karena harus menggendong Alaric :-) 

Monday, July 1, 2013

Belanja Tengah Malam

Yap .... akhirnya saya tergoda juga euforia belanja tengah malam :-p
Padahal dulu saya sampai mikir2, itu orang2 pada ngapain sih malam2 belanja terus mau pula berdesak-desakan. 
Tapi ketika salah satu hypermarket mengadakan "Belanja Seru Tengah Malam" dan kebetulan pula kita belum belanja bulanan, jadilah merayu si ayah buat belanja kesana aja, sekalian menuntaskan rasa ingin tahu apa sih keuntungan belanja midnight sale. 

Akhirnya sepulang ngaji, kita langsung berangkat ke daerah Kiara Condong. Pas sampai di parkirannya sudah menduga ... ramai pisan. Setiap ada troly nganggur pasti sudah langsung disamperin orang. Kita berdua sih nyantai aja, karena pikiran masa sih troly sebanyak itu bisa langsung abis. 

Tapi pas kita sampai di lantai tempat hypermarket itu berada, olala .... ternyata kita tidak berhasil mendapatkan troly karena sudah habis dari tempat parkiran. Kepikiran utk nunggu di dekat kasir juga tidak berhasil, sampai akhirnya suami terpaksa balik lagi ke tempat parkiran untuk mengantri troly dari sana :-(
 

Perjuangan lanjut setelah sudah berhasil mendapatkan troly kemudian masuk ke area belanja .... Alamak, untuk berjalan pun sulit karena setiap gang sudah dipenuhi oleh troly2. Karena suami sedang memerlukan tempat minum untuk dipakai ketika tarawih dan itikaf nanti, maka saya berinisiatif untuk mengambil beberapa belanjaan yang diperlukan dan meninggalkan suami yang sibuk memilih tempat minum.

Ketika beberapa barang yang ada di list belanja sudah berhasil didapat, kami memutuskan untuk menuntaskan belanja tengah malam itu karena melihat antrian di kasir yang sudah semakin panjang. Saat sedang antri kasir pun saya masih bisa mengambil beberapa kebutuhan yang masih diperlukan, itupun dengan susah payah harus berjalan diantara troly-troly. 


Akhir kata, cukup pertama dan terakhir saja saya berbelanja ditengah malam seperti itu. Biarkan ada embel2 'SALE' tapi ternyata tidak sepadan dengan hasil yang didapat. Belum pula harus meninggalkan Alaric di rumah bersama mama.

Angkat jempol aja deh untuk para pecinta midnight sale, yang sanggup berbelanja ditengah malam dan diantara ribuan orang yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama :-)

Tuesday, June 4, 2013

(Main Air) The Jungle Water Park - Bogor

Cerita nya ikutan acara bareng teman2 satu divisi kantor ayahnya *sayangnya musti BS-BS* :-( . Dan ternyata tujuan yang dipilih adalah the Jungle Water Park yang merupakan wisata air yang ada di kota Bogor. Tepatnya ditengah perumahan Bogor Nirwana Residence.

Karena rencana berangkat dari rumah jam 5.30 WIB, dan hari sebelumnya bunda masih ngantor, maka untuk bekal Alaric pergi sudah direncanakan buat Puding Roti Panggang dan Makaroni Schottel aja, yang baru sempat dieksekusi jam 3.00 pagi karena bunda nya tepar plus kelupaan beli susu UHT (ayah yg dimintai tolong beli juga ketiduran dan  baru jam 2 pagi susu UHT nya dibeli).




Dari rumah akhirnya kita berangkat ke kantor ayah di Naripan jam 5.30 WIB dengan perlengkapan yang lumayan juga utk perjalanan naik motor (baca : stroller i sport, 1 tas yang berisi perlengkapan & baju Alaric,  baju ganti ayah plus 1 cooler bag yang isi nya bekal Alaric selama pergi).

Baru berangkat jam 7.00 WIB dari kantor ayah, dan selama diperjalanan cuaca sangat tidak mendukung alias mendung dan turun hujan. Ditambah karena hari libur nasional, jadi sudah bisa ditebak kita sudah dihadang macet ketika masuk daerah TMII, juga pas mau persimpangan arah Bogor dan Ciawi, dan ... yang paling parah ketika kita sdh memasuki kota Bogor nya :-(.

Akhirnya baru lah kita sampai di pintu masuk The Jungle tepat pukul 12.00 WIB .. hiks.








Karena hari libur nasional, sudah pasti ga kaget lagi ngeliat lautan manusia tumplek di semua kolam  yang ada *beneran udah ga nafsu mau ngapa2in*. Untung nya, si ayah selaku koordinator piknik kali ini sudah memesan tenda untuk tempat berteduh, walaupun harus pakai acara gotong2 barang lagi, karena pihak the Jungle salah menempatkan tenda untuk kita. 





Alhamdulillah, ketika pertama kali diperkenalkan dengan kolam renang, Alaric sangat antusias bahkan sampai ga mau ketika diangkat untuk istirahat.

So far, karena tiba2 turun hujan dan lautan manusia yang bikin drop mood, jadi kita anggap aja jalan2 kali ini lumayan daripada tidak sama sekali sekaligus perkenalan Alaric dengan berbagai macam jenis kolam renang :-)

Next time mungkin harus cari timing yang pas, karena kemarin sampai tidak ada waktu untuk melihat koleksi aneka burung yang ada disana.

Tuesday, May 7, 2013

Alaric 1st Birthday


Yaaaaa .... 1st Birthday on April 22, 2013 (Bunda nya selalu late posting ya.. xixi)

Kosakata nya sudah pasti bertambah, seperti :
Ayah : ayah (bisa dengan jelas manggil ayahnya)
Aci : aki
Nek : nenek
Mama : mama (maksudnya adek saya)
Papa : papa (maksudnya adek ipar saya)
Ampu : lampu
Apu : sapu
Pus : maksudnya kucing
Cak : maksudnya cicak
Mbem : maksudnya mobil
Apa : kalau dia ingin tahu sesuatu hal baru, tapi sering juga dia bilang apa padahal maksudnya siapa :-)

Tapi ... masih belum bisa panggil Bunda :-(
 

Keahlian lainnya selain mengacak2 semua barang di rumah, juga semakin ahli memanjat. Untuk berjalan memang baru 2-5 langkah dan itupun juga harus 'dipancing' dahulu alias kita harus berada di depannya karena dia belum ada keberanian untuk berjalan sendiri.


Untuk ulang tahun pertamanya, saya dan ayahnya sepakat untuk tidak merayakannya. Karena kami berpikir toh dia masih belum mengerti. Selain itu memang perayaan ulang tahun merupakan hal yang bukan menjadi kebiasaan di keluarga kami. 

Dikarenakan Bunda nya sedikit2 bisa lah membuat kue ultah, jadi ya kita sepakat  membuat kue ulang tahun buat Alaric. Dan .... proses membuat kue diselingi dengan mengasuh anak plus bekerja di kantor ternyata (buat saya) tidak mudah, padahal edible image nya (foto kue dari sugar paper) sudah jauh2 hari dipesan dan dikirim ke rumah. Niat, wiken setelah hari ultahnya, namun ternyata hari Sabtunya tiba2 harus mengantar Bunda nya 'setoran' ke RS Hermina Arcamanik, trs pulangnya jalan2 dengan ayah ke 'kota' Bandung yang membuat kita semua langsung 'tepar' pas pulang.

Selain itu juga karena si mama (nenek tercinta Alaric) juga sedang pulang ke Jakarta, jadi otomatis ga ada yang bisa ngegantiin jaga Alaric kalau Bunda nya buat kue.
 
Ketika akhirnya proses eksekusi alias pembuatan kue nya tiba ... walaupun pilih menggunakan base cake yang mudah (brownies kukus), namun interupsi tengah malam dari Alaric yang meminta 'nen' sudah pasti membuat Bunda harus meninggalkan sejenak proses pembuatan kue nya dan membuat molor pembuatan kue nya (baca : bunda nya jadi ikutan ngantuk).

Alhamdulillah .... walaupun dengan model yang sederhana dan simple (krn buru2 dan diselingi pekerjaan rumah lainnya) , jadi juga kue Ultah untuk Alaric.

Semoga sehat terus ya sayang, jadi anak sholeh kesayangan ayah dan bunda juga selalu dimudahkan Rezeki oleh Allah SWT. Aamiin

Tuesday, April 23, 2013

Happy 1st Birthday Alaric


Happy 1st Birthday anak ayah dan bunda..

Tidak terasa sudah 1 tahun engkau menerangi hidup kami.

Semoga engkau selalu diberi keselamatan dan kesehatan, menjadi anak yang sholeh, rajin dan pintar, rajin ibadahNya, bisa menjadi penerus Qur'an dan Hadist, juga selalu dimudahkan rezeki oleh Allah SWT.

Aamiin :-)

Monday, March 11, 2013

(Artikel) Bayi Dibawah 1 Tahun Jangan Diberi Madu

Posting disini juga deh, soalnya suka 'gerah' kalau ada yang kasih saran baby nya harus dikasih madu untuk sarana pengobatan *ambil kipas angin*.

Terus kejadian yang terakhir ya dalam perjalanan menuju pengajian, cerita nya saya nebeng mobil salah satu anggota pengajian *karena bawa Alaric jd ga bisa naik motor*. Nah, di mobil nya ternyata sudah dibooking juga sama 2 orang nenek2. Dalam perjalanan, cerita punya cerita, sampailah pada bahasan bahwa kalau anak demam, batuk pilek, jangan lupa diberi madu aja supaya lekas sembuh.

Nah, membantahlah saya tentang pemberian madu ini. Dan sudah bisa ditebak endingnya... saya 'dikeroyok' oleh nenek2 itu :-p



BAYI DIBAWAH 1 TAHUN JANGAN DIBERI MADU
 
Madu adalah salah satu pemanis alami yang banyak disukai orang. Tapi para orangtua sebaiknya tidak memberikan madu pada bayi di bawah usia 1 tahun, karena berisiko terkena botulisme pada bayi.

Botulisme adalah salah satu jenis keracunan makanan yang dapat menyebabkan kematian.

Madu memang memiliki berbagai macam manfaat bagi kesehatan tubuh seseorang, seperti untuk penambah stamina atau dipercaya memiliki sifat antimikroba.

Namun hal ini sepertinya tidak akan berlaku pada bayi yang belum genap berusia 1 tahun. Karena kemungkinan bukan manfaat tersebut yang didapatkan tapi bisa mengakibatkan botulisme pada bayi.

Seperti dikutip dari Pediatrics.about.com, Selasa (25/5/2010) bahwa bayi berusia di bawah 12 bulan memiliki risiko terkena botulisme jika mengonsumsi madu, sehingga sebaiknya dihindari.

Hal ini disebabkan spora dari bakteri Clostridium botulinum ini dapat ditemukan dalam madu alami, ketika madu tersebut masuk ke dalam tubuh dan dicerna oleh bayi maka spora dari bakteri ini akan melepaskan toksin yang dapat menyebabkan botulisme (keracunan).

Badan standar makanan (Food Standards Agency) Amerika Serikat merekomendasaikan sebaiknya memberikan madu setelah bayi berusia di atas 1 tahun, karena pada usia tersebut sistem pencernaannya sudah cukup matang untuk tidak membiarkan bakteri tersebut tumbuh di dalam tubuh.

Sedangkan saat usianya masih di bawah 1 tahun sistem pencernaannya belum matang sehingga rentan terhadap keracunan botulisme dari makanan.

Spora botulinum secara luas ditemukan pada beberapa pemanis lain seperti sirup mapel dan sirup jagung, namun memang lebih cenderung berada di dalam madu.

Karenanya orangtua harus memastikan setiap kandungan yang terdapat di dalam makanan olahan untuk bayinya, terutama yang belum di pasteurisasi (diolah dengan cara pemanasan).

Botulisme pada bayi bisa mematikan jika tidak terdeteksi sejak dini, hal ini karena sifat menyebar yang dimiliki oleh toksin tersebut.

Orangtua sebaiknya mengenali tanda-tanda dari botulisme pada bayi, yaitu:

- Biasanya diawali dengan sembelit atau susah buang air besar.
- Mengalami kelemahan otot akibat adanya kerusakan sistem saraf.
- Bayi akan menangis dan lama kelamaan akan menjadi lebih lemah.
- Bayi akan mengalami kesulitan makan dan menelan.
- Kelemahan yang dialami bayi akan membuatnya menjadi lesu.

Bayi memiliki risiko lebih besar pada enam bulan pertama kehidupannya, karena itu orangtua harus mencatat setiap kesehatan dan perubahan yang terjadi pada bayinya.

Orangtua sebaiknya menjaga kebersihan dan mengelola makanan yang akan dikonsumsi oleh bayi dengan teliti, serta dianjurkan untuk lebih menahan diri saat memberikan makanan pada bayinya terutama makanan yang terlalu manis.

Sumber : Detik Health

Friday, March 8, 2013

Dokter Idaman ?

Wajah lesu ketika nunggu antrian di Hermina Arcamanik, tapi ttp pengen bermain


Bicara tentang dokter, boleh dibilang saya termasuk type yang mudah gonta ganti dokter apabila dokter yang saya temui tidak berkenan dihati. Tapi apabila sudah menemukan yang sreg dan pas dihati, jangan harap saya bisa pindah ke lain hati .. eh maksudnya ke dokter lain kecuali kalau kepepet :-)

Ga percaya ? yang dibilang paling ekstrem sama teman n saudara adalah dengan dokter gigi. Jadi ceritanya saya punya dokter gigi keluarga alias sejak dari kecil kami sekeluarga sudah seperti saudara dengan beliau. Saya pun selalu begitu... walaupun pernah cocok ke dokter gigi lain dan pernah juga berobat ke dokter gigi yang lain lagi - karena si dokter gigi hrs PTT, domisili si dokter gigi sudah pindah kota bahkan propinsi, tetap saja ujung2nya dibelain menempuh perjalanan selama +/- 2 jam :-(.

Pas nikah dengan si ayah, suatu hari saya pamit (via telepon) untuk berobat ke dokter gigi idaman. Karena dulu masih LDR sudah pasti si ayah ga bisa antar. Pas ditanya dimana dokter nya ? saya jawab .. rumahnya sih di Rawalumbu, Bekasi Barat, tapi krn dia prakteknya hanya di Puskesmas (maklum skrg sdh berumur) jadi nanti mau ke Puskesmas nya aja. Si ayah tanya lagi, dimana puskesmas nya ? dijawab di Tambun :-) .. Langsung deh ga bisa bayangin ekspresi nya si ayah  ... ha ha ha ... Gimana ga ketawa si ayah, karena hanya jalan bbrp langkah aja dari rumah sudah ada 2 praktek dokter gigi, nah ini malah jauh2 ke Tambun nahan rasa sakit :-p

Back to dokter ...
Di tempat tinggal saat ini saya masih belum menemukan dokter anak yang cocok untuk Alaric.  Sebenarnya sudah merasa sreg dengan DSA nya waktu dia lahir, tapi karena terlalu jauh dan aktivitas saat beberapa bulan kedepannya hanya Imunisasi, jadi kita pindahkan ke salah satu Klinik Kebidanan yang terdekat dari rumah.

Tapi ... selain DSA nya antriannya puanjannnggg, juga kalau konsult pasti cuma sebentar banget. Jadi kurang puas kalau konsult sama dia.  Selain itu kalau mau imunisasi juga antriannya sdh seperti antrian sembako alias jam 6 pagi sdh hrs daftar via telepon (itu juga susah banget n seringnya si ayah yg pagi2 lsg daftar ke sana). Pas sdh dtg ternyata antriannya juga per kedatangan alias no yang sdh didapat ga ada guna nya. Jadi ya kasian untuk para baby apalagi yang masih newborn kalau menunggu giliran imunisasi.

Sebenarnya ada juga sih DSA yang praktek di ruko depan komplek. Tapi karena prakteknya hanya malam hari, jadi agak sulit n kasian kalau Alaric sedang sakit trs dibawa malam2 naik motor walaupun hanya ke depan komplek.

Nah, terakhir kali Alaric sakit adalah Batuk Pilek dan sudah dilakukan Home Treatment ternyata tidak berhasil. Jadilah ketika batas waktu home treatment usai kita harus segera ke dokter (krn ga tega liat dia batuk kering n susah mengeluarkan dahak) dan itu terjadi di hari Minggu dimana susah mencari dokter yang praktek. Akhirnya setelah tanya kesana kemari, kita pergi ke Hermina Arcamanik. 

Selama menunggu antrian dokter nya yang cukup makan waktu lama, sempat ngobrol dgn si ayah kira2 bagaimana type dokternya, alias maukah beliau memberikan konsult yang lama sesuai dgn tarifnya di hari Minggu :-). Alhamdulillah, ketika akhirnya tiba giliran Alaric, ternyata selain ramah, DSA nya juga mau menjawab setiap pertanyaan yang kita ajukan, malah akhirnya sampai berlanjut ke sesi MPASI. Dan .. ketika saya coba tanya, apakah obat yang diberikan ada yang berupa antibiotik, beliau menjawab, tidak saya berikan antibiotik karena mmg tidak diperlukan *langsung senang karena ini pasti DSA yang RUM*

Namun ... hingga beberapa hari kedepannya ternyata kondisi Alaric bukannya membaik malah bertambah parah. Setiap dia batuk pasti seperti kesusahan untuk mengeluarkan dahak sampai akhirnya muntah :-(

Kalau sudah begini jadi mikir lagi tentang penggunaan antibitok *galau RUM ceritanya* Mencoba bertahan dgn obat yang masih ada, tapi lama kelamaan ga tega juga liat selalu muntah kalau batuk.

Akhirnya, kita bawa lagi Alaric berobat ke DSA di ruko depan kompleks. Dan .... kali ini dia minta mengganti obat batuk dari DSA sebelumnya dgn obat racikan, dan dijelaskan ada unsur antibiotiknya.

Galau lagi deh, karena di pikiran tiba2 terbayang tentang RUM dan banyak nya ibu2 yang memilih tidak memberikan ke anak ketika diresepkan antibiotik  *korban internet*

Tapi .. segera tersadar, Insya Allah DSA sudah pasti tahu manfaatnya dan dosis yang tepat utk anak. Jadilah sepulangnya dari DSA langsung memberikan ke Alaric dgn harapan semoga cepat hilang batuk pilek nya.
Alhamdulillah , Qodarullah tidak berapa lama Alaric sembuh dari batuk pilek :-) .

Jadi, sudahkan menemukan DSA yang tepat untuk Alaric ? ... seperti nya belum juga deh :-)



Tuesday, January 29, 2013

Alaric 9 months




- Gigi nya sudah numbuh 4 lagi dan diatas semua
- Sudah ga mau diam, dan makin mahir memanjat
- Sudah tidak tertarik dengan baby toys alias lbh tertarik dengan kabel, charger, telepon dan stop kontak :-)