Tuesday, February 2, 2016

I am a Firefighter


IJINKANLAH ANAK UNTUK SHARE MIMPINYA DALAM SETIAP KESEMPATAN. JADILAH PENDENGAR YANG BAIK DAN BANGUN IMAJINASI ANAK. 

(Septi Peni Wulandani, Institut Ibu Profesional)



Saya lupa bagaimana awal mula dia tertarik dengan pemadam kebakaran. 
Yang pasti setiap waktu yang telah ditetapkan baginya untuk boleh memakai gadget, yang dituju langsung membuka Youtube dan minta dicarikan berbagai macam aktifitas petugas pemadam kebakaran.

Bahkan setiap ketoko buku atau toko mainan, rak yang dituju sudah pasti buku-buku atau mobil-mobil pemadam kebakaran.

Petugas Pemadam Kebakaran ? YA ... itu cita-citanya saat ini.

Terasa aneh ? SUDAH PASTI. Karena masih banyak orang tua yang 'menitipkan' cita-cita/impian kepada anaknya untuk bisa menjadi dokter, insinyur, polisi, tentara, dll.

Tapi saya dan ayahnya justru memilih untuk tidak 'mematikan' impiannya itu, melainkan kita giring dia untuk semakin mengembangkan imajinasinya. 
Tugas saya dan ayahnya selanjutnya adalah menjadi pendengar yang baik, dan bersama-sama membangun imajinasi dia tentang Petugas Pemadam Kebakaran.
Tugas saya dan ayahnya sebagai orang tua adalah menyiapkan beberapa project agar keinginannya untuk tahu lebih banyak tentang petugas pemadam kebakaran bisa terpuaskan.

Seperti Ibu Septi Peni Wulandani pernah menjawab dalam diskusi mengenai 'Meraih Mimpi Menata Masa Depan" ketika ada yang bertanya : 
"Bagaimana apabila mimpi anak kita bertentangan dengan keinginan kita, yang menurut kita mimpinya tersebut kurang berpotensi dimasa mendatang (maksud hati ingin mengarahkan ke yang lebih baik)"

Maka jawaban beliau adalah :
"Tugas kita adalah "jangan ganggu mimpi anak" biarkan mereka berproses. Tidak ada cita-cita dan pekerjaan yang hina. Tugas kita hanya menjaga agar mimpi anak tersebut tidak bertentangan dengan iman, kehormatan dan kemuliaan hidup anak. Biarkan anak menemukan misi spesifik hidupnya dimuka bumi ini. Karena hal tersebut akan membuat anak sukses dan bahagia. Kalau mengikuti mimpi/keinginan ortu saja mungkin memang bisa sukses, tapi belum tentu anak bahagia."

Untuk itulah ketika semakin hari dia berkeinginan untuk dibelikan baju pemadam kebakaran, maka selama tidak memberatkan kondisi keuangan, serta jelas maksud dan tujuannya, saya kabulkan.
Namun ... ternyata tidak mudah menemukan baju pemadam kebakaran untuk anak-anak. Tante nya di Jakarta berusaha membawa dia ke Pasar Ular di Jakarta Utara namun tidak ada yang jual. Saya mencari ke beberapa online shop baju profesi, ternyata lebih mudah mencari baju polisi, tentara atau pilot untuk anak dibanding baju petugas pemadam kebakaran.

Alhamdulillah, akhirnya baju berhasil juga didapat.
Setelah mempunyai bajunya, rasa keingintahuannya tentang fungsi dan tugas pemadam kebakaran semakin besar.
Karena saat ini dia sedang berlibur di rumah neneknya di Jakarta, akhirnya oleh tante nya (adek saya) Alaric pun dibawa ke Dinas Pemadam Kebakaran Sektor Cempaka Putih, yang kebetulan dekat rumah.

Menurut informasi dari tante nya tersebut, para petugas disana terkejut dan senang karena ada seorang anak kecil yang terobsesi dan mempunyai rasa keingintahuan yang besar terhadap profesi pemadam kebakaran.
Apalagi selama ini yang kita tahu, para anak kecil yang berkunjung ke mereka hanya dalam rangka field trip dari sekolah, bukan karena keinginan pribadi si anak.

Dari foto-foto yang diabadikan oleh tante nya tersebut, terlihat jelas raut muka yang senang dan antusias karena sudah diajak ke tempat petugas pemadam kebakaran.









Terima Kasih untuk para petugas pemadam kebakaran Sektor Cempaka Putih yang sudah mau menerima kedatangan seorang anak berusia 3 tahun 9 bulan dan dengan sabar mau menuruti keinginannya. 


Juga untuk Ibu Septi Peni Wulandani untuk pencerahannya, dengan adanya tulisan ibu tersebut bisa membuat anak saya bahagia dengan mimpinya saat ini.