(Review) Bobita Baby Carrier

Sudah lama ga nulis, tapi keingetan harus kasih review buat benda yang satu ini.

Kenapa ? karena benar2 membantu aktifitas hilir mudik kemarin, apalagi kita belum punya mobil pribadi alias harus naik kereta. 

Sebenarnya baby carrier sudah bukan barang baru untuk Alaric, karena sejak kepalanya sudah tegak, maka ketika bepergian saya lebih pilih baby carrier daripada baby sling atau gendongan lainnya *maklum, kesana kemari nya baru pakai motor*. 

Namun, sejalan dengan usia dan pertumbuhan berat badannya, tentu saja baby carrier yang ada sudah tidak memenuhi karena rata2 hanya bisa digunakan sampai berat anak 12 kg. Apalagi Alaric type anak yang suka bergerak kanan kiri melihat hal2 yang bisa ditemui  selama perjalanan, yang tentu saja selain tidak aman untuk dia juga merepotkan bundanya yang menggendong. 

Sebenarnya sih saya naksir salah satu baby carrier made in USA, apalagi tambah dikomporin sama genk ibu2 Nyubi. xixi ..  Tapi setelah dikuat2kan iman krn pengaruh 'kompor' dan melihat sudah ada baby carrier lokal yang kualitasnya ga kalah bagus, akhirnya pilihan saya jatuh kepada Bobita Carrier. 

Pas banget ketika kita butuh untuk mudik, pas Bobita ngeluarin type terbaru yang diberi nama Bobita® Carrier GEN2, yang klaimnya merupakan penyempurnaan dari generasi pertama, seperti : 

- Tali bahu yang lebar dengan bantalan yang tebal namun lembut 

- Bahan lebih lembut sehingga lebih mengikuti bentuk tubuh -> cocok untuk Alaric yang suka gerak gerak.

- Buckle standar militer yg dilengkapi dengan pengaman "3-point lock system" untuk mencegah gendongan terlepas (terbuka buckle-nya) secara tidak sengaja -> poin yang bikin kita pilih Bobita Carrier.
- Ada tambahan busa pada bagian paha anak, sehingga nyaman dan tidak terasa sakit bila digendong

Apalagi tali2 pengikatnya juga bisa diikat rapi sehingga tidak menjulur kemana2. Dan sudah dilengkapi juga dengan tas penyimpan, sehingga bisa tersimpan rapi dan ga repot cari tas penyimpan lain.  

Over all puas dengan Bobita Carrier, walaupun hanya produk lokal. Dan yang pasti perjalanan mudik Bandung-Jakarta-Indramayu-Jakarta-Bandung bisa lancar tanpa gangguan pegal di badan karena harus menggendong Alaric :-) 

Idul Fitri 1433 H

Alhamdulillah Idul Fitri tahun ini kita merayakannya sudah bertiga dan merupakan Lebaran Pertama nya Aric.

Kalau tahun2 sebelumnya saya dan suami mudik lebaran di Jakarta baru kemudian berangkat ke Indramayu, maka untuk tahun ini kita mutusin kita semua tetap lebaran di Jakarta, tapi kemudian ayahnya aja yang mudik ke Indramayu, baru setelahnya kita dijemput lagi di Jakarta. 

Sebenarnya sih mbah kung dan mbah uti nya  protes Aric ga dibawa ke Indramayu, tapi kita masih ga tega bawa Aric ke perjalanan mudik yang penuh kemacetan begitu.

Seperti pas pertama kali mudik ketika mau Aqiqah, maka kali ini kita tetap bela2in rental mobil, bukannya sok gaya, tapi ... masih ga tega juga bawa Aric pakai kendaraan umum alias travel atau kereta. Walaupun konsekwensinya harus nahan kalau lapar mata alias belanja keperluan lebaran dipilih yg penting aja, karena harus tutup dompet rapat2 spy bisa bayar rentalnya PP  *tau sendiri kan harga lebaran*.

Lagipula kenapa kita pilih rental mobil ? supaya bisa berhenti2 kalau misalnya tiba2 Aric harus ganti baju, ganti diapers dll karena dia termasuk baby yg ga betah kalau abis pup tapi diapers nya ga langsung diganti.

Alhamdulillah, selama di perjalanan Aric anteng banget *good boy*. Tapi memang kalau di jalan dia selalu diem, pdhl aslinya mah tukang ngoceh.

Cuma sayangnya, lebaran kali ini di rumah ortu sepi banget, cuma ada kita bertiga aja. Karena kakak saya ada hajatan besar di kampung tempat tinggalnya, sedangkan adek tahun ini mudik ke Makasar - tempat suaminya. Jadilah Aric lebaran pertama tanpa sepupu2nya.

Baru pas hari H+6 lebaran adek saya kembali dari Makasar, dan sesudahnya ikut boyongan ke Bandung karena masih kangen sama kita semua :-)

Harapan sih tahun depan kita semua masih ada umur, dan semua keluarga bisa kumpul untuk merayakan Idul Fitri...  Aamiin...